SAJAK ATAU PUISI RAKYAT

sertapuisi.blogspot.com, Ciri khas folklor lisan berbentuk sajak rakyat adalah kalimatnya berbentuk terikat (fixed phrase). Sajak atau puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang terdiri atas beberapa deret kalimat yang dibentuk berdasarkan unsur mantra, panjang pendeknya suku kata, dan lemah kuatnya tekanan suara atau irama.

https://sertapuisi.blogspot.com/

Sajak atau puisi rakyat dapat berbentuk ungkapan tradisional (peribahasa), pertanyaan tradisional (teka-teki), cerita rakyat, dan kepercayaan rakyat berupa mantra-mantra. Menurut W. Meijner, seperti puisi-puisi rakyat dari bangsa lain, sertapuisi rakyat bangsa Indonesia seringkali bertumpang tindih dengan jenis-jenis folklor lainnya. Suku-suku bangsa di Indonesia memiliki banyak sekali khazanah puisi rakyat yang masih belum tergali kekayaannya. Contoh puisi rakyat di dalam suku bangsa Jawa adalah jenis puisi rakyat yang harus dinyanyikan yang disebut tembang. Contoh puisi rakyat berbentuk tembang adalah tembang sinom, kinanti, pangkur, dan durma. Contoh puisi rakyat di dalam suku bangsa Sunda adalah puisi rakyat yang berfungsi sebagai sindiran yang disebut sisindiran. Berdasarkan jenisnya sisindiran dibagi menjadi dua kategori, yakni sisindiran yang disebut paparikan dan wawangsalan. Contoh puisi rakyat dalam bahasa Bali disebut dengan istilah geguritan yang bertema masalah percintaan.


Beberapa jenis sajak atau puisi rakyat adalah sajak untuk anak- anak (nursery rhyme), sajak permainan (play rhyme), dan sajak untuk menentukan siapa yang menjadi lawan dalam satu permainan atau tuduhan (counting out rhyme). Contoh sajak anak-anak suku Betawi yang paling terkenal adalah, ”pok ame-ame, balang kupu-kupu, tepok rame-rame, malam minum susu…” Sajak anak-anak tersebut dibawakan untuk menghibur bayi yang sedang sedih agar tertawa. Contoh sajak permainan lainnya yang berasal dari daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, adalah sebagai berikut:


”Eee dhayohe teko (he tamunya datang),
Eee gelarno kloso (he gelarlah tikar),
Eee klosone bedhah (he tikarnya robek),
Eee tembelen jadah (he tambal saja dengan kue uli),
Eee jadahe mambu (he kue ulinya bau),
Eee pakakno asu (he berikan pada anjing),
Eee asune mati (he anjingnya mati),
Eee buangen kali (he buanglah ke kali)”.


Contoh sajak untuk menentukan siapa yang menjadi lawan dalam suatu permainan atau tuduhan (counting out rhyme) dalam folklor Betawi adalah dengan mengucapkan ”hom pimpah, halai hom gambring,” dan ”hom pin sut!” Sajak anak-anak yang tidak memiliki arti tersebut diucapkan bersama-sama oleh beberapa anak sebelum dimulainya suatu permainan.

Baca: KUMPULAN PUISI-PUISI MENGANGKAT TEMA HARI KEMERDEKAAN INDONESIA


Salah satu bagian dari upaya pelestarian budaya yang ada di masyarakat adalah melalui proses pewarisan budaya. Ketika masyarakat belum mengenal tulisan (prasejarah) maka proses pewarisan budaya dilakukan secara lisan. Hal ini kemudian menghasilkan satu budaya, yaitu tradisi lisan walaupun ketika manusia telah mengenal tulisan proses pewarisan budaya ada sebagian yang belum dalam bentuk tulisan. Terdapat banyak perkembangan tradisi lisan di Indonesia, seperti cerita rakyat, bahasa rakyat, sajak rakyat, peribahasa rakyat, teka teki rakyat maupun nyanyian rakyat. Tradisi lisan memiliki suatu pesan tersendiri bagi keberlang- sungan sistem dalam kehidupan sosial budaya kelompok masyarakat. Di dalam tradisi lisan mengandung unsur-unsur kejadian sejarah, nilai moral, nilai agama, adat istiadat, cerita khayalan, peribahasa, nyanyian maupun mantra-mantra suatu masyarakat. Demikianlah serta puisi atau sajak rakyat dalam tulisan artikel hari ini di blog sertapuisi.blogspot.com, semoga bermanfaat!

Post a Comment for "SAJAK ATAU PUISI RAKYAT"