RINGKASAN BAHASA INDONESIA KELAS 8 SMP/MTS BAB 4: INDAHNYA BERPUISI

Materi Ringkasan Bahasa Indonesia Kelas 8 Sekolah tingkat Pertama (SMP/MTs) untuk bab 4: tentang Indahnya berpuisi yang dirangkum pada artikel sertapuisi.blogspot.com:

https://sertapuisi.blogspot.com/


RINGKASAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP/MTS BAB IV: INDAHNYA BERPUISI

Menemukan Unsur-unsur Pembentuk Puisi

1. Pengertian Puisi

Puisi merupakan suatu bentuk dalam karya sastra yang berasal dari hasil suatu perasaan yang di ungkapankan oleh penyair dengan bahasa yang menggunakan irama, rima, matra, bait dan penyusunan lirik yang berisi makna.


Sebuah puisi lazimnya mementingkan akan bunyi, bentuk serta makna yang tercantum untuk disampaikan. keelokan pada puisi menjadi nilai estetika yang begitu indah


2. Unsur-unsur Puisi

Perhatikan teks berikut yang dirangkum pada artikel sertapuisi.blogspot.com!


Hujan Bulan Juni


oleh Sapardi Djoko Damono


tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


Teks tersebut disebut puisi. Serta Puisi yaitu teks atau karangan yang mengungkapikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada sang Khalik yang kamu ungkapkan dalam bahasa indah. Hanya saja kamu jarangmenyadarinya bahwa itu adalah puisi.Jika hendak mengagungkan keindahan alam, kamu dapat menggunakanpilihan kata yang khas. Kata-kata itu kamu pilih sehingga dapat mewakili danmemancarkan keindahan alam yang kamu kagumi itu.


Perhatikan pula cuplikan teks berikut yang dirangkum pada artikel sertapuisi.blogspot.com!


Berdiri aku di tepi pantai
Memandang lepas ke tengah laut
Ombak pulang memecah berderai
Ke ribaan pasir rindu berpaut



Cuplikan tersebut diambil dari puisi "Laut" karya Amal Hamzah. Jika dibaca, cuplikan sertapuisi.blogspot.com itu melukiskan keindahan laut dengan ombaknya yang memecah pantai. Keindahan seperti itu dapat pula kamu rasakan apabila kamu berdiri di tepi pantai. Kamu akan melihat ombak bergulung-gulung memecah tepi pantai, bukan? Pasir-pasir di tepi pantai itu laksana merindukan deburan ombak. Pasir- pasirnya tampak seperti berpegangan untuk kembali ke laut.


Perhatikan contoh lainnya!


Hanyut aku Tuhanku
Dalam lautan kasih-Mu
Tuhan, bawalah aku
Meninggi ke langit ruhani.


Larik-larik itu diambil dari puisi yang berjudul ”Tuhan” karya Bahrum Rangkuti. Puisi tersebut merupakan ekspresi kerinduan dan kegelisahan penyair untuk bertemu dengan sang Khalik. Kerinduan dan kegelisahannya itu diungkapkan kata hanyut, kasih, meninggi, dan langit ruhani. Kata-kata itu menunjukkan dalamnya cinta penyair kepada Tuhan.


Perhatikan kembali teks pusi ”Hujan Bulan Juni”. Sebagaimana teks lainnya, teks memiliki unsur-unsur sebagai berikut.


a. Majas dan Irama
Berbeda dengan teks eksposisi, berita, ataupun teks lain yang telah kamu pelajari puisi merupakan teks yang mengutamakan majas dan mengutamakan irama.


1) Majas (figurative language) adalah bahasa kias yang dipergunakan untuk menciptakan kesan tertentu bagi penyimak atau pembacanya. Untuk menimbulkan kesan-kesan tersebut, bahasa yang dipergunakan berupa perbandingan, pertentangan, perulangan, dan perumpamaan.


2) Irama (musikalitas) adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi untuk memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi yang pada akhirnya dapat membangkitkan emosi tertentu seperti sedih, kecewa, marah, rindu, dan bahagia.


Perhatikan, misalnya, puisi ”Hujan Bulan Juni”.


a) Terdapat dua majas yang dominan dalam sertapuisi itu.
  • Majas personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia. Dalam puisi itu yang dibandingkan adalah hujan. Hujan memiliki sikap tabah, bijak, dan arif. Sifat-sifat itu biasanya dimiliki oleh manusia.
  • Majas paralelisme, adalah majas perulangan yang tersusun dalam baris yang berbeda. Kata yang mengalami perulangan dalam puisi itu adalah tak ada yang lebih. Kata-kata itu berulang pada setiap baitnya.



b) Irama puisi itu harus diekspresikan dengan lembut sebagai perwujudan dari rasa kagum dan simpati. Hal itu tampak pada kata-kata pujian yang ditujukan pada ”Hujan Bulan Juni” yang bersikap tabah, bijak, dan arif.





b. Penggunaan Kata-kata Konotasi
Kata konotasi adalah kata yang bermakna tidak sebenarnya. Kata itu telah mengalami penambahan-penambahan, baik itu berdasarkan pengalaman, kesan, maupun imajinasi, dan perasaan penyair.


Perhatikan kembali puisi ”Hujan Bulan Juni”. Kata-kata yang bermakna konotasi dalam puisi tersebut sebagai berikut.


Kata
Makna

Dasar Tambahan
1. Hujan

2. Rintik

3. Pohon berbunga

4. Jejak-jejak kaki

5. Jalan

6. Diserap

7. Akar

Air yang turun dari langit

Titik percik air

Pohon yang memiliki bunga

Tapak

Tempat untuk melintas

Masuk ke dalam liang kecil

Bagian terbawah dari pohon
Perbuatan baik

Sesuatu yang kecil, tetapi banyak

Kehidupan yang baik, yang menjanjikan

Pengalaman hidup

Alur kehidupan

Dimanfaatkan

Awal kehidupan



Jenis-jenis Puisi

Pada halaman blog sertapuisi sebelumnya kamu telah mendalami beberapa isi puisi, bukan? Dengan mendalami isinya, kamu dapat mengetahui pula bahwa puisi itu ternyata bermacam-macam. Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, memang puisi dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yakni puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.


a. Puisi Naratif

Puisi naratif mengungkapkan cerita atau penjelasan penyair. Puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, yaitu balada dan romansa.


Balada adalah puisi yang berisi cerita tentang orang-orang perkasa ataupun tokoh pujaan. Contohnya Balada Orang-orang Tercinta dan Blues untuk Bonnie karya WS Rendra.


Romansa adalah jenis puisi cerita yang menggunakan bahasa romantik yang berisi kisah percintaan, yang diselingi perkelahian dan petualangan. Rendra juga banyak menulis romansa. Kirdjomuljo menulis romansa yang berisi kisahpetualangan dengan judul ”Romance Perjalanan”. Kisah cinta ini dapat juga berarti cinta tanah kelahiran seperti puisi-puisi Ramadhan K.H.


b. Puisi Lirik.

Jenis puisi ini terbagi ke dalam beberapa macam, misalnya elegi, ode, dan serenada.


Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka. Misalnya "Elegi Jakarta" karya Asrul Sani yang mengungkapkan perasaan duka penyair di Kota Jakarta.


Serenada ialah sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Kata "serenada" berarti nyanyian yang tepat dinyanyikan pada waktu senja. Rendra banyak menciptakan serenada dalam Empat Kumpulan Sajak. Misalnya "Serenada Hitam", "Serenada Biru", "Serenada Merah Jambu", "Serenada Ungu", "Serenada Kelabu", dan sebagainya. Warna-warna di belakang serenade itu melambangkan sifat nyanyian cinta itu, ada yang bahagia, sedih, dan kecewa.


Ode adalah puisi yang berisi pujaan terhadap seseorang, sesuatu hal, atau sesuatu keadaan. Yang banyak ditulis ialah pemujaan terhadap tokoh-tokoh yang dikagumi. "Teratai" (karya Sanusi Pane), "Diponegoro" (karya Chairil Anwar), dan "Ode buat Proklamator" (karya Leon Agusta) merupakan contoh ode yang bagus.


c. Puisi Deskriptif

Dalam jenis puisi ini, penyair bertindak sebagai pemberi kesan terhadap keadaan/peristiwa, benda, atau suasana yang dipandang menarik perhatiannya.


Puisi yang termasuk ke dalam jenis puisi deskriptif, misalnya satire dan puisi yang bersifat kritik sosial.
  1. Satire adalah puisi yang mengungkapkan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara menyindir atau menyatakan keadaan sebaliknya.
  2. Puisi kritik sosial adalah puisi yang juga menyatakan ketidaksenangan penyair terhadap keadaan atau terhadap diri seseorang, namun dengan cara membeberkan kepincangan atau ketidakberesan keadaan/ orang tersebut.
  3. Kesan penyair juga dapat kita hayati dalam puisi-puisi impresionistik yang mengungkapkan kesan (impresi) penyair terhadap suatu hal.



Jendela Sastra sertapuisi.blogspot.com:

Makna Denotasi dan Konotasi

Pembagian kedua jenis makna itu didasarkan ada dan tidaknya penambahan pada makna dasar suatu kata berdasarkan pikiran, kesan, atau tanggapan pembicara atau penulisnya.
  • Makna denotasi adalah makna yang tidak mengalami perubahan apapun dari makna asalnya.
  • Makna konotasi adalah makna yang telah mengalami penambahan atau pergeseran dari makna asalnya. Ada tidaknya makna konotasi pada suatu kata dapat diketahui setelah kata itu digunakan dalam kalimat.



Perhatikan tabel berikut!


Jenis Makna Contoh Kata Makna
denotasi 1. ibu guru

2. ibunya Amir
1. perempuan yang pekerjaannya mengajar.

2. perempuan yang melahirkan Amir
konotasi 3. ibu kota

4. ibu jari
3. pusat pemerintahan

4. jari yang paling besar, jempol



Cara membaca Puisi yang baik

  • Perhatikanlah judul sertapuisi.blogspot.com:
  • Lihatlah kata-kata yang dominan.
  • Pahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu.
  • Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan memparafrasakannya.
  • Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demi frasa, larik demi larik, dan bait demi bait).



Setelah itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas suara (vokalisasi) dan gerak mimik. Aspek suara berkenaan dan cara mengucapkan kata-kata dalam puisi itu, yaitu lafal, tekanan, dan intonasi.


Adapun gerak mimik digunakan untuk menunjukkan ekspresi atas penghayatan dari puisi yang dibacakan. Dalam hal ini kualitas suara dan gerak mimik harus sesuai dengan makna puisi yang telah kamu selami sebelumnya.


a. Ekspresi

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan ekspresi sebagai pengungkapan atau proses menyatakan, memperlihatkan, atau menyatakan maksud, gagasan, atau perasaan. Ekspresi dapat pula diartikan sebagai pandangan air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian, ketika membacakan puisi, kamu harus dapat mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi melalui air muka secara tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias, harapan, dan semangat.


b. Lafal

Lafal berarti ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam membacakan puisi, huruf ataupun kata-katanya harus dilafalkan dengan jelas. Jangan sampai tertukar dengan huruf ataupun kata-kata yang lainnya.


Contohnya, kata jalang tidak tertukar dengan jelang, kata tetap tidak sampai terdengar tatap, kata luka tidak terdengar lusa. Pasangan-pasangan kata itu memiliki makna yang berbeda.


c. Tekanan

Tekanan berarti kuat lemahnya cara pengucapan kata atau kalimat. Tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan kata yang lainnya. Perhatikan cuplikan puisi berikut!


Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu-sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang



Kata-kata yang bercetak tebal merupakan kata yang perlu mendapat penekanan kuat. Maksud dari kata-kata itu lebih jelas. Kata-kata itu lebih memperoleh penegasan daripada kata yang lain.


d. Intonasi

Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkan peredaan maksud suatu kalimat. Terdapat bermacam-macam intonasi, yakni intonasi berita, tanya, perintah, dan seru.


Perhatikan kalimat-kalimat berikut. Kemudian, bacalah dengan intonasiyang benar.
  1. Saya membaca puisi.
  2. Saya membaca puisi?
  3. Saya membaca puisi!



Ketiga kalimat itu memiliki maksud atau fungsi yang berbeda, bukan? Perbedaan itu disebabkan oleh faktor intonasi. Oleh karena itu, intonasi memiliki pengaruh berbeda pada maksud suatu kalimat. Kamu harus benar di dalam penggunaannya. Pendengar pun bisa memahami suatu kata atau kalimat dengan jelas.


Demikianlah Materi Ringkasan Bahasa Indonesia Kelas 8 Sekolah tingkat Pertama (SMP/MTs) untuk bab 4: terkait Indahnya berpuisi yang dirangkum pada artikel dibagikan sertapuisi.blogspot.com:

Post a Comment for "RINGKASAN BAHASA INDONESIA KELAS 8 SMP/MTS BAB 4: INDAHNYA BERPUISI "