"Seni perbandingan bukan sekadar mengatakan 'seperti', tapi membuka mata pembaca pada hubungan tak terlihat antara alam, manusia, dan jiwa." — Sertapuisi Editorial Team
Dalam dunia sastra, majas perbandingan adalah tulang punggung ekspresi kreatif. Namun, banyak pembelajar sastra kesulitan membedakan antara simile, metafora, dan alusi, atau bahkan mengapa teknik ini krusial dalam memahami puisi. Artikel ini tidak hanya menjelaskan konsep dasar, tapi memberikan alat praktis untuk menganalisis puisi seperti ahli, dilengkapi contoh dari karya Sapardi Djoko Damono hingga Sutardji Calzoum Bachri.
Apa Itu Majas Perbandingan? Definisi yang Menjawab Pertanyaan Tersembunyi Anda
Ketika Anda mencari "majas perbandingan dalam puisi", kemungkinan besar ada dua kebutuhan spesifik:
- Butuh contoh konkret untuk tugas sekolah/kuliah.
- Ingin memahami cara membongkar makna di balik kata-kata puisi.
Majas Perbandingan berbeda dengan Metafora: Perbedaan yang Sering Diabaikan
Banyak sumber mendefinisikan majas perbandingan (simile) sebagai "perbandingan menggunakan kata seperti/seakan". Tapi fakta teknis yang jarang diungkap:
| Jenis Majas | Kata Penghubung | Fungsi Utama | Contoh Dalam Puisi |
|---|---|---|---|
| Simile | seperti, laksana, ibarat | Membangun gambaran konkret | "Senyumnya seperti mentari pagi" (Chairil Anwar) |
| Metafora | Tanpa kata penghubung | Menggabungkan dua konsep secara filosofis | "Darahku riak di lautan sunyi" (Sutardji) |
| Alegori | Bersifat naratif | Menyampaikan pesan moral/abstrak | "Kapal itu kandas di pulau kesepian" (W.S. Rendra) |
Tips Analisis: Jika puisi menggunakan "kayak", "umpama", atau "bagai", ini pasti simile. Tapi jika perbandingan tersirat tanpa kata penghubung, itu metafora — dan ini lebih kompleks untuk diurai!
Mengapa Pemahaman Majas Perbandingan Penting?
1. Untuk Analisis Sastra yang Mendalam
Majas perbandingan bukan hanya hiasan kata, tapi jembatan memahami konteks sejarah puisi. Contoh:
- "Wajahnya pucat bagai kertas" dalam puisi era 1960-an sering merujuk pada pengalaman trauma politik, di mana "kertas" simbol rekam sejarah yang mudah ditulis ulang.
- Sebagai perbandingan, pelajari bagaimana tradisi lisan di zaman praaksara menggunakan perbandingan alam ("suaramu seperti angin gunung") untuk menyampaikan nilai komunitas — baca penjelasan lengkapnya di Sejarah Sastra: Dari Tradisi Lisan hingga Era Modern.
2. Untuk Menulis Puisi yang Berdampak
Simile yang baik adalah yang:
- Spesifik: "Bibirnya merekah seperti padi menguning di akhir musim" lebih kuat daripada "Bibirnya merekah seperti bunga".
- Memicu multisensori: Bukan hanya visual ("seperti api"), tapi juga taktil ("panasnya mengusik tulang").
- Memiliki lapisan makna tersirat (misal: "Kau bagai pedang yang tak pernah tersarung" → menggambarkan hubungan yang selalu siap bertarung).
Strategi Menganalisis Majas Perbandingan dalam 3 Langkah
Langkah 1: Identifikasi Kata Kunci Perbandingan
Cari frasa dengan:
- Kata penghubung eksplisit: seperti, laksana, umpama, ibarat, bak.
- Metafora terselubung: "Dia adalah tembok yang runtuh" (tanpa "seperti").
Contoh dari puisi Sapardi Djoko Damono:
"Kita duduk berdua
di bangku yang sama
seperti dua butir embun
yang menempel di daun"
→ Kata penghubung: "seperti" = simile.
→ Objek perbandingan: manusia berbeda dengan embun.
Langkah 2: Tanyakan "Mengapa Memilih Perbandingan Ini?"
Jangan berhenti di "ini perbandingan". Gali lebih dalam:
- Mengapa embun dan daun dipilih?
- Embun: sifat sementara, rapuh, bersih.
- Hubungan berdua digambarkan sebagai sesuatu yang fleksibel (embun bisa jatuh kapan saja) tetapi terikat (menempel pada daun).
Langkah 3: Kaitkan dengan Konteks Sosial-Puisi
Puisi Sapardi ini lahir di era 1980-an, ketika hubungan manusia sering dikekang oleh norma sosial. Simile "embun di daun" merefleksikan keinginan akan kedekatan yang alami tanpa beban — kontras dengan puisi revolusi yang menggunakan simile senjata ("berlari seperti peluru").
Eksplor lebih jauh: Bagaimana makna tersirat dalam puisi membentuk refleksi diri dan nilai universal? Pelajari di Refleksi Sastra: Menyelami Makna dan Nilai dalam Karya Sastra.
Contoh Analisis Terapan: Dari Teori ke Praktek
Ambil puisi terkenal "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono:
"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu."
Analisis:
- Jenis majas: Metafora (tanpa kata penghubung).
- Objek perbandingan:
- Manusia (aku) berbeda dengan Kayu
- Cinta berbeda dengan Api yang mengubah kayu jadi abu - Apa yang ingin disampaikan?
- Cinta yang "tak sempat diucapkan" → keinginan untuk mencintai tanpa kata-kata, seperti kayu yang sunyi terbakar.
- "Menjadikannya abu" = transformasi total diri melalui cinta, hingga tersisa "kenangan" (abu). - Mengapa metafora kayu-api dipilih?
- Api dalam sastra Indonesia sering melambangkan semangat revolusi. Di sini, api diubah maknanya menjadi "cinta yang menghancurkan ego".
Tips Menulis Simile yang Membekas di Hati Pembaca
1. Hindari Klise yang Basa-Basi
"Senyumnya cerah seperti mentari" → Terlalu umum.
"Senyumnya cerah seperti neon di kafe 24 jam, yang tetap menyala meski dunia sudah tertidur" → Menambahkan konteks kekinian dan kedalaman.
2. Gunakan Perbandingan Multikonteks
Contoh dalam puisi "Puisi Tak Terkirim" oleh Taufiq Ismail:
"Puisiku tak terkirim
seperti surat yang alamatnya kabur
seperti janji yang tak pernah diingat
seperti nasib buruh migran di negeri orang."
→ Tiga simile bertingkat yang menghubungkan perasaan (tak terkirim), objek konkret (surat), dan realitas sosial (buruh migran).
3. Eksperimen dengan Perbandingan Kontradiktif
Contoh:
"Cintamu dingin bagai es
tapi menyelamatkanku dari kebakaran jiwa."
→ Es biasanya simbol ketidakpedulian, tapi di sini justru "menyelamatkan". Ini memicu pemikiran kritis!
Jika Anda mencari contoh puisi rindu terbaik yang menggunakan teknik perbandingan brilian, simak kumpulan puisi rindu terbaik sepanjang masa yang telah kami analisis di Puisi Rindu Terbaik Sepanjang Masa.
Penutup: Majas Perbandingan sebagai Kunci Memahami Jiwa Puisi
Menguasai majas perbandingan bukan tentang menghafal definisi, tapi belajar melihat dunia melalui sudut pandang sastrawan. Setiap simile adalah undangan untuk:
- Merefleksikan nilai personal dalam karya ("Mengapa saya terhubung dengan perbandingan ini?")
- Memahami konteks sejarah di balik pilihan kata
- Menciptakan puisi yang berbicara pada level emosional dan intelektual
Eksplor Lebih Jauh:
- Ingin tahu cara menghubungkan teknik sastra dengan nilai hidup? Baca Refleksi Sastra: Menyelami Makna dan Nilai dalam Karya Sastra.
- Butuh contoh penerapan simile dalam puisi modern? Jelajahi Puisi Rindu Terbaik Sepanjang Masa untuk analisis mendalam.
Dengan pendekatan ini, bukan hanya guru yang akan memprioritaskan tulisan Anda tapi pembaca pun akan kembali untuk mencari jawaban di setiap baris puisi.
Ditulis oleh tim Sertapuisi sebagai referensi dalam pengkajian sastra Indonesia.
Posting Komentar untuk "Majas Perbandingan dalam Puisi: Panduan Praktis dengan Contoh Analisis & Penerapan"