Syair Pengertian, Ciri, Bentuk, Macam dan Contohnya

Syair Pengertian, Ciri, Bentuk, Macam dan Contohnya
Syair Pengertian, Ciri, Bentuk, Macam dan Contohnya


Syair: Pengertian, Ciri, Bentuk, Macam dan Contohnya

Syair adalah jenis puisi lama atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Dalam artikel sertapuisi.blogspot.com, kita akan menjelajahi postingan syair dengan terstruktur dan mudah dipahami, mulai dari definisi hingga contoh-contohnya yang mencakup ciri, bentuk, dan macam-macamnya.


Syair adalah jenis puisi lama atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama dan dituangkan dalam bentuk kata-kata. Bukan hanya susunan kata-kata yang membentuk garis dan bait, tetapi sesuatu yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait itu. Tegasnya, syair atau puisi adalah keindahan dan suasana yang terdapat di dalam kata-kata. Sedangkan sajak adalah kata-kata yang disusun dengan cara tertentu, karena ia dipertentangkan dengan prosa yang berbentuk paparan dan terdiri atas paragraf-paragraf maka sajak terdiri atas kata-kata yang membentuk baris dan bait.


Ciri-ciri Syair:

  1. Terdiri dari 4 baris

    Syair bisa terdiri dari beberapa bait. Namun, di tiap baitnya, syair harus terdiri dari 4 baris.
  2. Tiap baris terdiri dari 4-6 kata

  3. Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata

    Suku kata adalah jumlah gabungan 1 atau lebih huruf konsonan dan 1 huruf vokal.
  4. Semua baris adalah isi

    Syair hanya terdiri dari isi dalam 4 barisnya, Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran di dua awal barisnya. Ciri-ciri syair inilah yang membedakannya dengan pantun dan puisi lama lainnya. Tiap baris dalam syair biasanya menyampaikan cerita atau pesan.
  5. Memiliki rima akhir a-a-a-a.

    Syair memiliki rima atau akhiran a-a-a-a tiap barisnya. Ini berbeda dengan ciri pantun yang memiliki rima a-b-a-b.
  6. Berisi cerita atau pesan

    Syair biasanya berisi tentang sebuah cerita atau kisah yang mengandung unsur mitos, sejarah, agama/filsafat, ataupun rekaan belaka. Syair juga biasa berisi petuah atau nasihat bijak.



Macam-macam Syair:

Puisi memiliki bermacam-macam, antara lain:
  1. Syair Panji

    Syair panji merupakan Syair pelipur lara. Syair ini biasanya bertema kisah pengembaraan dan peperangan. selain itu dalam Syair panji pun terdapat unsur kisah percintaan. Contohnya adalah Syair Ken Tambuhan, yang mengisahkan seorang putri yang dijadikan persembahan kepada Ratu Kauripan.
  2. Syair Romantis

    Syair Romantis berisi tentang percintaan yang biasanya terdapat pada cerita alipur laram hikayat, maupun cerita rakyat. Contohnya adalah Syair Bidasari yang menceritakan tentang seorang putri raja yang telah dibuang ibunya.
  3. Syair Kiasan

    Syair kiasan menyampaikan pesan dalam bentuk kiasan. Syair ini disebut juga syair binatang dan bunga-bungaan. Isinya merupakan sindirian atau kiasan terhadap suatu peristiwa. Contohnya adalah Syair Burung Pungguk yang menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang jatuh cinta kepada seorang gadis.
  4. Syair Sejarah

    Syair Sejarah adalah syair yang berdasarkan peristiwa sejarah. Sebagian besar syair sejarah berisi tentang peperangan. Contohnya adalah Syair Perang Mengkasar (dahulu dikenal dengan Syair Sipelman). Berisi tentang perang antara VOC dengan kerajaan Gowa yang berlangsung antara tahun 1667-1668.
  5. Syair Agama

    Syair Agama merupakan syair terpenting. Syair agama dibagi menjadi empat yaitu: syair sufi, syair tentang ajaran Islam, syair riwayat cerita nabi, dan syair nasihat.



Contoh Syair:

Berikut adalah contoh syair Nasehat Kepada Anak yang ditulis oleh Raja Ali Haji:

“Dengarkan tuan ayahanda berperi,
Kepada anakanda muda bestari,
Jika benar kepada diri,
Nasihat kebajikan ayahanda beri.

Ayuhai anakanda muda remaja,
Jika anakanda mengerjakan raja,
Hati yang betul hendaklah disahaja,
Serta rajin pada bekerja.

Mengerjakan gubernemen janganlah malas,
Zahir dan batin janganlah culas,
Jernihkan hati hendaklah ikhlas,
Seperti air di dalam gelas.

Jika anakanda menjadi besar,
Tutur dan kata janganlah kasar,
Janganlah seperti orang sasar,
Banyaklah orang menaruh gusar.

Tutur yang manis anakanda tuturkan,
Perangai yang lembut anakanda lakukan,
Hati yang sabar anakanda tetapkan,
Kemaluan orang anakanda fikirkan.

Kesukaan orang anakanda cari,
Supaya hatinya jangan lari,
Masyurlah anakanda dalam negeri,
Sebab kelakuan bijak bestari.

Nasehat ayahanda anakanda fikirkan,
Keliru syaitan anakanda jagakan,
Orang berakal anakanda hampirkan,
Orang jahat anakanda jauhkan.

Setelah orang besar fikir yang karu,
Tidak mengikut pengajaran guru,
Tutur dan kata haru-biru,
Kelakuan seperti anjing pemburu.

Tingkah dan laku tidak kelulu,
Perkataan kasar keluar selalu,
Tidak memikirkan orang empunya malu,
Bencilah orang hilir dan hulu.

Itulah orang akalnya kurang,
Menyangka diri pandai seorang,
Takbur tidak membilan orang,
Dengan manusia selalu berperang.

Anakanda jauhkan kelakuan ini,
Sebab kebencian Tuhan Rahmani,
Jiwa dibawa ke sana sini,
Tiada laku suatu dewani.

Setengah yang kurang akal dan bahasa,
Sangatlah gopoh hendak berjasa,
Syarak dan adat kurang periksa,
Seperti harimau mengejar rusa.

Ke sana ke mari langgar dan rampuh,
Apa yang terkena habislah roboh,
Apa yang berjumpa lantas di palupuh,
Inilah perbuatan sangat ceroboh.

Patut juga mencari jasa,
Kepada raja yang itu masa,
Tetapi dengan budi dan bahasa,
Supaya negeri ramai temasya.

Apabila perintah lemah dan lembut,
Semua orang suka mengikut,
Serta dengan malu dan takut,
Apa-apa kehendak tidak tersangkut.

Jika mamerintah dengan cemeti,
Ditambah dengan perkataan mesti,
Orang menerimanya sakit hati,
Barangkali datang fikir hendak mati.

Inilah nasehat ayahanda tuan,
Kepada anakanda muda bangsawan,
Nafsu yang jahat anakanda lawan,
Supaya kita jangan tertawan.

Habislah nasehat habislah kalam,
Ayahanda memberi tabik dan salam,
Kepada Orang Masihi dan Islam,
Mana-mana yang ada bekerja di dalam.”

Syair Nasihat ini menggambarkan beberapa karakter pemimpin yang ideal. Dalam bentuk puisi lirik nasehat, Raja Ali Haji menggunakan perangkat sastra seperti perbandingan dan imaji untuk menyampaikan makna yang kuat mengungkapkan akibat bila seorang pemimpin hilang wibawa.


Pada bait pertama, Raja Ali Haji mengungkapkan bahwa Sultan adalah figur yang sangat penting. Nasihat beliau tercantum pada baris kedua, yang bermakna seorang sultan hendaknya memiliki sifat amanah. Pada baris ketiga, Raja Ali Haji menggunakan majas asosiasi, yaitu majas perbandingan yang mengungkapkan sifat manusia seperti benda mati. Dalam hal ini, sultan oleh Raja Ali diibaratkan seperti intan yang amat berharga. Bait ini ditutup dengan baris keempat yang mengungkapkan bahwa seorang sultan harus pandai menempatkan dirinya, bukan justru mengasingkan diri dari rakyatnya.


Dalam kesimpulan, Syair adalah jenis puisi lama atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama dan dituangkan dalam bentuk kata-kata. Bukan hanya susunan kata-kata yang membentuk garis dan bait, tetapi sesuatu yang terkandung di dalam kata, baris, dan bait itu. Tegasnya, syair atau puisi adalah keindahan dan suasana yang terdapat di dalam kata-kata. Sedangkan sajak adalah kata-kata yang disusun dengan cara tertentu, karena ia dipertentangkan dengan prosa yang berbentuk paparan dan terdiri atas paragraf-paragraf maka sajak terdiri atas kata-kata yang membentuk baris dan bait.

Penulis : Pengelola blog, sertapuisi.blogspot.com.
Tags: Bentuk Syair Ciri-ciri Syair Contoh Syair Macam-macam Syair

Post a Comment for "Syair Pengertian, Ciri, Bentuk, Macam dan Contohnya"