Kumpulan Puisi Antikorupsi Untuk Sambut Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia

Dalam menyambut Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) dengan pengusung tema 'Indonesia Pulih Bersatu Lawan Korupsi'.


Dalam menyambut Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) dengan pengusung tema 'Indonesia Pulih Bersatu Lawan Korupsi'. Tema ini diusung oleh Lembaga Tindak Pidana Korupsi KPK.


Untuk menyemarakkan Hakordia 09 Desember tahun 2022, sertapuisi.blogspot.com tulis kumpulan puisi tentang Antikorupsi karya Komunitas para Penyuluh Antikorupsi (Paksi) dari Lembaga tersebut. Mulai dari judul Keserakahan, Mobil Plat Merah, Pondok Santri, beserta Bulan Setengah Tiang Di langit Kota, berikut syair bijak karya-karya mereka.


KESERAKAHAN


Karya: Sayekti Sartono

Hai kalian,
Para Koruptor negeri ini
Sudahkan kalian sadari?
Hidup kami ini sudah sengsara
Karena keserakahan kalian
Yang telah menghancurkan harapan kami


Hai kalian,
Tak ingatkah kalian pada kami?
Rakyat negeri ini yang sudah jatuh miskin
Rakyat negeri ini yang sengsara akibat ulah kalian
Rakyat negeri ini yang sulit untuk mencari makan


Hai kalian,
Tak cukupkah satu mobil di rumahmu?
Tak cukupkah satu rumah jadi milikmu?
Kenapa masih juga kalian jarah rejeki kami?
Kenapa? Mengapa? Dan Bagaimana?


Hai Kalian,
Kami hanya berharap kalian segera sadar
Agar anak cucu kami bisa pintar
Untuk lanjutkan cita-cita yang telah menggetar
Bergelora dalam darah yang tak lagi datar


Surabaya, 12 November 2021


Mobil Plat Merah

Karya: Reny Andriany


Mobil plat merah itu berhenti di sampingku,
Dengan terburu-buru dia menyerahkan 3 lembar uang merah kepada petugas SPBU,
Aku yang didahului hanya terdiam membisu..


Mobil plat merah yang seharusnya digunakan untuk melayani,
Kenapa justru membuatku ingin merutuki?
“Ya, ini hanya ulah oknum,” kataku menenangkan diri..


Mobil plat merah ternyata tak tahu diri,
270 ribu yang diisi, 30 ribu masuk ke jerigen yang sudah menanti,
Dengan penuh kecewa ku komentari,
“Kenapa di nota tercetak 300 ribu? Kenapa ada kembalian 30ribu?”
Petugas SPBU kemudian menjawab, “sudah biasa Bu.”


Mobil plat merah membuatku kecewa,
Semurah itukah harga dirimu? Hanya demi 30 ribu kau gadaikan integritasmu?
Seharusnya kau menjadi contoh, lantas kenapa kau malah berlaku bodoh?


13 Januari 2022


Pondok Santri

Karya: Sherly Mayda


Pondok Santri….
Tempat yang kini menjadi tujuan hidup
Orang tua zaman sekarang lebih percaya anaknya mondok
Apakah Pendidikan agama mulai lenyap di Pondok Negeri???
Atau Orang tua yang kurang menguasai ilmu agama??


Apapun alasannya Pondok Santri kini rating teratas menjadi pilihan umat
Tempat yang tepat mengantar anak mendapatkan Mahkota
Anak berdikari menjadi santri yang hidup mandiri dan tidak manja
Merantau jauh ke pelosok desa dan kota di seantero nusantara
Melangkah mencari arti kehidupan dunia untuk akhirat


Pondok Santri…
Tempat mengepakkan sayap untuk belajar bertanggung jawab
Siang malam tak putus asa mengemban ilmu dengan gigih
Hidup berdampingan dengan santri lain saling menjaga adab
Menanamkan sifat percaya, jujur dan saling peduli sesama

Kini peminatnya tidak hanya anak mantri
Anak Menteri pun kini berada di pondok santri
Tak memandang jabatan orang tua, semua harus mengantri
Mengikuti alur yang benar agar tercetak kader Santri untuk Negeri
Santri yang terlahir anti korupsi

Pondok Santri…
Wadah santri dididik dengan nilai-nilai agama dan integritas
Belajar berdakwah untuk negeri yang bersih dari pengkhianatan
Belajar mencintai bangsa yang merdeka dari pemberontakan
Belajar menjadi Santri yang memiliki jiwa anti korupsi ….


BULAN SETENGAH TIANG DI LANGIT KOTA

Karya: M. Fatchul Arifin


Pada remang menyapa senja
Pada gulatan asap mono-oksida
Pada hingar bingar jalanan kota,


Di antara guratan gelombang hidup bergulungan
Di antara kesibukan kendaraan berlalu lalangan
Di antara poster banner menyambut hari pahlawan,


Terbaca goresan pada dinding grafiti
Jelas terbaca : “merdeka - atau - mati”,

Sedangkan di pinggir ujung jalan sana
Masih terlihat -tertunduk duduk lesu pemuda kehilangan kerja,


Sedangkan di teras toko toserba
Masih terlihat-terbujur tubuh kurus dengan rona mengharap iba,

Sedangkan dari rumah kumuh di bantaran sungai
Masih terdengar- samar suara serak anak bernyayi elegi,

Sedangkan di megah gedung kantor instansi negeri
Masih sibuk- para oknum negeri mereka-reka data bukti,

Sedangkan di kanal media massa berjaringan
Masih tersebar berita operasi penangkapan tangan.


Inikah mungkin yang mengerekkan bulan dan bintang,
Hingga mengedar terpaku setengah tiang,

Karena menanda seakan sebagai keprihatinan,
Karena merana seakan sebagai kegalauan,


Hingga redupnya membias pada dinding grafiti
Hingga jelas terbaca: “merdeka-atau-mati”
Ya….
Benarkah kita sudah merdeka?

Merdeka dari tikaman gratifikasi-kolusi bertebaran
Merdeka dari kesuburan kecurangan kewenangan
Merdeka dari jahatnya persekongkolan


Atau…
Ya….

Benarkah mungkin kita sudah mati….


Mati menebarkan kemurahan nurani,
Mati menghiaskan ketulusan hati,
Mati mewarnakan kesentuhan empati,
Mati mengalirkan kemudahan peduli,


Dan…
Dan ini berarti …
Bahwa kerja belum selesai …..
Bahwa daya belum usai….


Untuk janji bela bakti pertiwi,
Untuk janji wujudkan bangsa yang gemah ripah loh jinawi,
Untuk janji bangun negeri bebas korupsi.


Selamat menyambut peringatan Hari Antikorupsi Sedunia, Indonesia Pulih Bersatu Lawan Korupsi.

Penulis : Admin blogger sertapuisi.blogspot.com!

Sumber : https://aclc.kpk.go.id/aksi-informasi/Eksplorasi/20220321-kumpulan-puisi-antikorupsi-komunitas-apa-ya !!!

Post a Comment for "Kumpulan Puisi Antikorupsi Untuk Sambut Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia"