sertapuisi.blogspot.com, Kesedihan atau nelangsa hati adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri dari segala hal bahkan sampai Ingin Menangis. Kesedihan adalah lawan dari kebahagiaan atau kegembiraan dan serupa dengan dukacita atau kesengsaraan.
Baca: MEMBEDAKAN MAJAS DALAM PUISI
Ketika seseorang merasa sedih, airmata adalah teman setia Bahwa hancur adalah bahagia tersendiri.
Bahkan tidak sedikit orang berkata, Menangislah wahai hati Saat airmata tepat di pelupuk Jangan tahan tahan Karena kadang menangis bisa menawar racun duka.
Bahkan untuk Melindungi sesuatu yang kucintai Meski pada akhirnya aku harus mati untuknya. Mungkin inilah kata-kata yang tepat dalam mengungkapkan kesedihan hati.
Selain ungkapan tersebut, tidak sedikit orang menulis syair serta puisi. Seperti sahabat Rayhandi yang mengukir goresan pena dalam puisi sedih dengan mengangkat tema perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan terkait kesedihan hatinya. Berikut adalah karya-karya sastra Rayhandi yang dirangkum dalam kumpulan karya untuk tulisan sertapuisi.blogspot.com:
Baca: JELASKAN PENGERTIAN PUISI SERTA BERIKAN CONTOHNYA
Derita kini kurasa
Setiap hari hanya meratap
Setiap hari hanya merintih
Aku lelah dengan semua ini
Tuhan kumohon kuatkanlah aku
Hatiku sakit berdarah
Tiada daun yang bisa menawarnya
Aku sakit tanpa hati.
Entah kapan derita ini berakhir
Apakah satu satunya cara adalah mati menjadi abu
Baru kebahagiaan itu sedikit terasa
Apa mungkin?
Aku begitu rapuh dan menyerah
Aku begitu lemah
Hingga aku selalu kalah dengan sakit yang ada di dalam hati.
Mungkin ini memang sudah takdirku
Bahwa airmata adalah teman setia
Bahwa hancur adalah bahagia tersendiri.
Aku hanya berharap tuhan tidak memurkaiku
Karena pernah ada rasa penyesalan di hati
Karena pernah berpikir bahwa keadilan itu tidak ada.
Tidak ada yang sia sia di jagad ini
Termasuk hidupku
Aku mencintai hidupku
Meski tidak kutemukan sepotong kebahagiaanpun di sana.
Ingin rasanya ku cairkan kesedihan ini
Kesedihan yang sudah membatu di akar dada
Yang setiap hari merayap hingga ke mata
Dan berakhir dengan hujan dan genangan
Seandainya kupunya kuasa
Kan kuraibkan duka hitam itu hingga debu
Hingga yang tersisa adalah hati yang embun.
Setiap hari ku terpaku di sudut hujan
Menunggu kebahagiaan itu datang
Kebahagiaan yang tiada bisa kusentuh atawa kugenggam.
aku hanya debu kecil
Terbang di bawa angin
Ke sana ke sini tanpa arah dan tujuan
Di tiup hingga hatiku terbang pecah.
Cukup sudah aku memasang muka tembok
Cukup! Aku tidak mau lagi menjadi malaikat
Aku tidak mau lagi rasa hancur hatiku.
Kenangan itu masih kusimpan di beku hati
Kututup ia dengan kain agar tidak uban di sentuh waktu
Tidak akan aku biarkan kenangan itu mati meninggalkanku
Seperti dirimu.
Bintang masih setia mencumbu bintang
Saat dingin datang menjelang
Kekasih hati yang hitam
Pergi dengan mati
Meninggalkan aku yang sekarang menjadi sampah.
Kenapa janjimu tidak seperti fajar?
Bukankah mulutmu sudah menali sumpah
Bahwa aku tidak akan kau tinggalkan
Bahwa kita akan selalu menjadi cinta.
Kenapa?
Apakah airmataku tidak bisa menjadi bukti bahwa cintaku untukmu besar sekali Atau karena aku tidak bisa membahagiakanmu seperti mereka yang bisa memberikanmu nasi dengan uang dan air dengan uang?
Aku adalah sampah
Tempatku adalah di dalam tong
Jika aku ada di jalan maka aku akan di injak injak
Sama seperti yang keluargamu lakukan untukku.
Karena dunia kita berbeda
Untuk mencintaimu yang berlian aku harus menjadi berlian
Untuk mencintaiku yang sampah kau harus menjadi sampah.
Aku tidak ingin kau berubah menjadi sampah untukku
Aku tidak akan mungkin bisa berubah menjadi berlian
Inilah kita sekarang di dunia yang berbeda.
Menangislah wahai hati
Saat airmata tepat di pelupuk
Jangan tahan tahan
Karena kadang menangis bisa menawar racun duka.
Menangislah wahai hati
Kita bukan batu
Suatu saat kita pasti akan menangis
Kita bukan tembok
Suatu saat kita pasti akan berduka.
Menangislah wahai hati
Airmata tidak akan habis
Meski kau kuras setiap hitam membayang
Meski kau kuras setiap sujudmu.
Menangislah wahai hati
Kau tidak akan menjadi lemah hanya karena menangis
Kau tidak akan menjadi rapuh hanya karena merintih.
Baca: KUMPULAN PUISI-PUISI MENGANGKAT TEMA HARI SANTRI NASIONAL
Malam ini terasa berbeda
Tidak seperti malam malam lainnya
Malam ini aku teramat sedih
Hatiku luluh lantak di hantam duka.
Malam ini hitam menutup
Semuanya gelap tiada putih
Yang kedua mataku lihat adalah hitam yang sama
Hitam yang juga mewarna beranda hati.
Aku sangat sedih malam ini
Ingin rasanya mata ini menangis
Ingin rasanya mulut ini mencaci
Ingin rasanya kerongkongan ini meraung
Hingga kesedihan yang ada mati.
Aku harus kuat
Aku tidak boleh menjadi kapas yang bisa di terbangkan angin
Aku tidak boleh menjadi kayu yang bisa di bakar bara api
Aku harus kuat.
Aku harus menjadi karang yang tahan hantaman ombak
Aku harus menjadi akar pohon yang kuat menahan angin
Aku harus menjadi duri untuk melindungiku
Melindungi sesuatu yang kucintai
Meski pada akhirnya aku harus mati untuknya.
Baca: MEMBEDAKAN MAJAS DALAM PUISI
Ketika seseorang merasa sedih, airmata adalah teman setia Bahwa hancur adalah bahagia tersendiri.
Bahkan tidak sedikit orang berkata, Menangislah wahai hati Saat airmata tepat di pelupuk Jangan tahan tahan Karena kadang menangis bisa menawar racun duka.
Bahkan untuk Melindungi sesuatu yang kucintai Meski pada akhirnya aku harus mati untuknya. Mungkin inilah kata-kata yang tepat dalam mengungkapkan kesedihan hati.
Selain ungkapan tersebut, tidak sedikit orang menulis syair serta puisi. Seperti sahabat Rayhandi yang mengukir goresan pena dalam puisi sedih dengan mengangkat tema perasaan tidak beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan terkait kesedihan hatinya. Berikut adalah karya-karya sastra Rayhandi yang dirangkum dalam kumpulan karya untuk tulisan sertapuisi.blogspot.com:
Baca: JELASKAN PENGERTIAN PUISI SERTA BERIKAN CONTOHNYA
5 KUMPULAN PUISI SEDIH MENGANGKAT TEMA KESEDIHAN HATI KARYA RAYHANDI
1. Derita panjang
Karya: RayhandiDerita kini kurasa
Setiap hari hanya meratap
Setiap hari hanya merintih
Aku lelah dengan semua ini
Tuhan kumohon kuatkanlah aku
Hatiku sakit berdarah
Tiada daun yang bisa menawarnya
Aku sakit tanpa hati.
Entah kapan derita ini berakhir
Apakah satu satunya cara adalah mati menjadi abu
Baru kebahagiaan itu sedikit terasa
Apa mungkin?
Aku begitu rapuh dan menyerah
Aku begitu lemah
Hingga aku selalu kalah dengan sakit yang ada di dalam hati.
Mungkin ini memang sudah takdirku
Bahwa airmata adalah teman setia
Bahwa hancur adalah bahagia tersendiri.
Aku hanya berharap tuhan tidak memurkaiku
Karena pernah ada rasa penyesalan di hati
Karena pernah berpikir bahwa keadilan itu tidak ada.
Tidak ada yang sia sia di jagad ini
Termasuk hidupku
Aku mencintai hidupku
Meski tidak kutemukan sepotong kebahagiaanpun di sana.
Ingin Menangis
karya: RayhandiIngin rasanya ku cairkan kesedihan ini
Kesedihan yang sudah membatu di akar dada
Yang setiap hari merayap hingga ke mata
Dan berakhir dengan hujan dan genangan
Seandainya kupunya kuasa
Kan kuraibkan duka hitam itu hingga debu
Hingga yang tersisa adalah hati yang embun.
Setiap hari ku terpaku di sudut hujan
Menunggu kebahagiaan itu datang
Kebahagiaan yang tiada bisa kusentuh atawa kugenggam.
aku hanya debu kecil
Terbang di bawa angin
Ke sana ke sini tanpa arah dan tujuan
Di tiup hingga hatiku terbang pecah.
Cukup sudah aku memasang muka tembok
Cukup! Aku tidak mau lagi menjadi malaikat
Aku tidak mau lagi rasa hancur hatiku.
Teringat kenangan
karya: RayhandiKenangan itu masih kusimpan di beku hati
Kututup ia dengan kain agar tidak uban di sentuh waktu
Tidak akan aku biarkan kenangan itu mati meninggalkanku
Seperti dirimu.
Bintang masih setia mencumbu bintang
Saat dingin datang menjelang
Kekasih hati yang hitam
Pergi dengan mati
Meninggalkan aku yang sekarang menjadi sampah.
Kenapa janjimu tidak seperti fajar?
Bukankah mulutmu sudah menali sumpah
Bahwa aku tidak akan kau tinggalkan
Bahwa kita akan selalu menjadi cinta.
Kenapa?
Apakah airmataku tidak bisa menjadi bukti bahwa cintaku untukmu besar sekali Atau karena aku tidak bisa membahagiakanmu seperti mereka yang bisa memberikanmu nasi dengan uang dan air dengan uang?
Aku adalah sampah
Tempatku adalah di dalam tong
Jika aku ada di jalan maka aku akan di injak injak
Sama seperti yang keluargamu lakukan untukku.
Karena dunia kita berbeda
Untuk mencintaimu yang berlian aku harus menjadi berlian
Untuk mencintaiku yang sampah kau harus menjadi sampah.
Aku tidak ingin kau berubah menjadi sampah untukku
Aku tidak akan mungkin bisa berubah menjadi berlian
Inilah kita sekarang di dunia yang berbeda.
Menangislah wahai hati
karya: RayhandiMenangislah wahai hati
Saat airmata tepat di pelupuk
Jangan tahan tahan
Karena kadang menangis bisa menawar racun duka.
Menangislah wahai hati
Kita bukan batu
Suatu saat kita pasti akan menangis
Kita bukan tembok
Suatu saat kita pasti akan berduka.
Menangislah wahai hati
Airmata tidak akan habis
Meski kau kuras setiap hitam membayang
Meski kau kuras setiap sujudmu.
Menangislah wahai hati
Kau tidak akan menjadi lemah hanya karena menangis
Kau tidak akan menjadi rapuh hanya karena merintih.
Baca: KUMPULAN PUISI-PUISI MENGANGKAT TEMA HARI SANTRI NASIONAL
Malam ini
karya: RayhandiMalam ini terasa berbeda
Tidak seperti malam malam lainnya
Malam ini aku teramat sedih
Hatiku luluh lantak di hantam duka.
Malam ini hitam menutup
Semuanya gelap tiada putih
Yang kedua mataku lihat adalah hitam yang sama
Hitam yang juga mewarna beranda hati.
Aku sangat sedih malam ini
Ingin rasanya mata ini menangis
Ingin rasanya mulut ini mencaci
Ingin rasanya kerongkongan ini meraung
Hingga kesedihan yang ada mati.
Aku harus kuat
Aku tidak boleh menjadi kapas yang bisa di terbangkan angin
Aku tidak boleh menjadi kayu yang bisa di bakar bara api
Aku harus kuat.
Aku harus menjadi karang yang tahan hantaman ombak
Aku harus menjadi akar pohon yang kuat menahan angin
Aku harus menjadi duri untuk melindungiku
Melindungi sesuatu yang kucintai
Meski pada akhirnya aku harus mati untuknya.
Post a Comment for "KUMPULAN PUISI SEDIH MENGANGKAT TEMA KESEDIHAN HATI"