Halo, Sobat sertapuisi! Pernahkah kamu membaca karya-karya puisi dari para penyair terkenal? Misalnya seperti puisi karya Chairil Anwar, W. S. Rendra, Sapardi Djoko Damono, dan sebagainya? Karya–karya puisi tersebut di tangan para maestro menjadi sebuah tulisan indah yang juga bermakna.
Nah Sobat sertapuisi, untuk bisa membuat sebuah karya puisi yang baik dan indah, kalian harus memahami apa saja unsur pembangun yang terdapat di dalam sebuah puisi. Ada 5 unsur pembangun di dalam puisi, yaitu majas, irama, kata konotasi, kata berlambang, dan juga imaji. Yuk kita bahas satu per satu!
Kalian mungkin pernah membaca sebuah puisi yang di dalamnya terdapat “bahasa-bahasa” tertentu untuk menggambarkan suatu hal. Hal tersebut adalah majas. Majas merupakan bahasa kias yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain. Ada banyak sekali jenis majas, beberapa yang terkenal seperti personifikasi, hiperbola, eufimisme, ironi, retorika, dan sebagainya.
Sebagai contoh, majas personifikasi misalnya seperti “Pena itu menari-nari di atas kertas.” Contoh lainnya majas ironi, misalnya kalimat “Santun sekali perilakunya, berbicara saja harus dengan berteriak.”
Seorang penampil ketika membacakan sebuah puisi pasti tidak dengan datar-datar saja. Agar pembawaannya lebih menakjubkan, tentunya diperlukan irama yang menyesuaikan dengan teks puisinya. Irama adalah alunan bunyi yang teratur dan berulang-ulang. Irama berfungsi memberi jiwa pada kata-kata dalam sebuah puisi.
Kata-kata dalam puisi memang banyak menggunakan kata konotasi. Kata-kata tersebut merupakan kiasan atau suatu perbandingan. Misalnya, kata benteng pada lirik kita berdiri bersama mencipta benteng kokoh memiliki makna konotasi, yaitu kekuatan yang diharapkan dapat dibangun oleh bangsa Indonesia.
Lambang adalah sesuatu, seperti gambar, tanda, ataupun kata yang menyatakan maksud tertentu serta dapat dipahami oleh pembaca. Misalnya, bunga melambangkan keindahan merah melambangkan keberanian, dan lain sebagainya.
Dalam penulisan puisi, terkadang pembuatnya menyelipkan beberapa kata yang bertujuan menimbulkan imajinasi atau khayalan seolah-olah pembaca atau pendengarnya merasakan, mendengar, atau melihat apa yang diungkapkan oleh penulis puisi. Misal seperti kata bersinar, diterpa kehangatan, dan sebagainya.
Itulah tadi beberapa unsur pembangun yang ada di dalam puisi. Unsur-unsur tersebut tentunya sangat berguna membuat puisi yang kalian buat atau kalian bawakan menjadi lebih indah dan menarik. Yuk mari kita coba membuat dan membacakan puisi! Semoga informasi ini bermanfaat ya, Sobat sertapuisi!
Penulis: Pengelola Blog Indonesia sertapuisi.blogspot.com
Referensi:
Modul SMP Terbuka Bahasa Indonesia kelas VIII terbitan Direktorat SMP tahun 2021
Post a Comment for "5 Unsur Pembangun dalam Puisi"