PERBEDAAN PUISI LAMA DENGAN PUISI BARU

PERBEDAAN PUISI LAMA DENGAN PUISI BARU. (lustrasi)
PERBEDAAN PUISI LAMA DENGAN PUISI BARU. (lustrasi)


Sertapuisi.blogspot.com -- Pada artikel kali ini saya akang mengangkat topik tentang puisi. Yang mana puisi ini terbagi atas puisi lama dan pusi modren. Karena puisi itu sangat menarik untuk dibahas, di telaah dan dipahami. Dan pada topik ini semoga sobat Sertapuisi.blogspot.com dapat bertambah ilmu pengetahuan dalam berbahasa indonesia khususnya untuk mengetahui ciri – ciri yang terkandung dalam puisi lama dan puisi modren, mendeskripsikan tingkat peminat puisi lama dan puisi modren, Serta mendeskripsikan ciri-ciri puisi dan unsur-unsur puisi


1. Landasan Teori

Menurut KBBI, puisi adalah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan di tata secara cermat. Sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalamn dan meningkatkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusu. Dalam sejarah kesusastraan indonesia, puisi merupakan genre yang paling tua. Genre ini telah ditemukan dalam naskah-naskah melayu, seperti adat-adat raja melayu dan hikayat sri rama. Sebelumnya, puisi juga telah di temukan dalam epos mahabrata dan ramayana yang di bawa para pedagang india sekitar abad ke- 10.


Sejak saat itu puisi ( yang dahulu lebih dikenal pantun ) berkembang di nusantara dan biasanya di gunakan untuk menyampaikan amanat. Selanjutnya fungsi puisi meluas menjadi wadah mengapresiasikan pendapat / ide. Saat ini puisi kerap digunakan untuk media kritik / sosial yang menanti realitas kehidupan masyarakat indonesia.


Selain itu puisi lama mulai tergeser kedudukannya oleh puisi modern, sebab puisi modern lebih banyak peminatnya dibanding puisi lama, meskipun keindahan yang terkandung dalam puisi lama lebih tinggi di banding puisi modern


1.1 Puisi Lama Dan Puisi Modern

A. Puisi Lama

Telah diketahui di atas bahwa puisi lama adalah karya sastra yang berkembang sebelum ada pengaruh dari kebudayaan luar dan sebelum angkatan 20-an atau balai pustaka.


Menulis puisi membutuhkan inspirasi – inspirasi atau ilham setiap orang berbeda-beda. Inspirasi dapat muncul ketika seseorang mengalami atau menyaksikan sebuah peristiwa. Oleh sebab itu, pengalaman anda mengenal keindahan kesenian di sekitar anda, dapat dijadikan inpirasi untuk menulis sebuah puisi.


Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 14 ) menjelaskan bahwa puisi lama memiliki beberapa kaidah yang harus di ikuti sebagai berikut :
  1. Jumlah baris / jumlah kalimat dalam setiap baitnya
  2. Jumlah suku kata atau jumlah kata setiap baitnya
  3. Adanya rima atau persamaan bunyi
  4. Adanya irama



Sedangkan ciri-ciri puisi lama adalah :
  1. Anonim ( tidak ada nama pengarangnya )
  2. Istana sentris / fantastis
  3. Terikat jumlah baris / rima / irama
  4. Merupakan kesusastraan lisan
  5. Gaya bahasa statis ( tetap )



Menurut abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 60-70 ) puisi lama dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk, yaitu : mantra, bidal, pantun, talibun, gurindam, seloka, syair, kit’ah, gazal, nazam, ruba’i, dan masnawi.


Berikut ini akan diberikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk puisi tersebut


A. Mantra

Mantra merupakan puisi yang berisi puji – pujian terhadap sesuatu yang gaib atau di keramatkan. Umumnya mantra diucapkan secara lisan oleh pawang atau dukun ketika diadakan upacara keagamaan.


B. Bidal

Bidal digunakan masyarakat lama untuk mengungkapkan sesuatu. Bidal menggunakan bahasa kiasan dan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu : pepatah, tainsil, kiasan, perumpamaan dan pemeo.


C. Pantun

Pantun merupakan puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Baris pertama dan kedua disebut sampiran, sedangkan baris ketiga dan ke empat adalah isi. Pantun bersajak ab – ab.


D. Talibun

Talibun juga merupakan pantun, tetapi jumlah baris tiap baitnya lebih dari empat. Jumlah baris tiap baitnya selalu genap. Sampirannya tergantung pada jumlah baris tiap baitnya.


E. Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang tiap – tiap baitnya terdiri dari dua baris. Persajakannya a – a dan isi atau temannya adalah nasihat, hal – hal yang mendidik, dan masalah agama.


F. Seloka

Seloka merupakan pantun berbingkai. Perbedaannya dengan pantun adalah kalimat kedua dan ke empat pada bait pertama di ulang kembali menjadi kalimat pertama dan kalimat ketiga bait ke dua, begitu seterusnya.


G. Syair

Syair merupakan bentuk puisi lama yang terdiri dari empat baris dalam satu bait. Persajakan syair adalah aa – aa.


H. Kit’ah

Kit’ah adalah puisi arab yang berisi nasihat-nasihat.


I. Gazal

Gazal adalah puisi arab yang berisi cinta kasih.


J. Nazam

Nazam adalah puisi arab yang berisi cerita hamba sehaya, raja, sultan, pangeran, atau bangsawan istana.


K. Ruba’i

Ruba’i adalah puisi arab yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan nasihat.


L. Masnawi

Masnawi adalah puisi arab yang berisi puji – pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.

Contoh Puisi Lama

Gurindam Dua Belas

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan teganya tiada ia menjalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan tuhan yang bahari

Barang siapa meninggalkan zakat
Tiada hartanya boleh berkat
Apabila terpelihara lidah
Niscaya dapat dari padanya faedah

Hati itu kerajaan tubuh
Jikalau zalim segala anggota pun rubuh
Apabila anak tidak di latih
Jika besar bapaknya letih

Hendaklah berjasa
Kepada yang sebangsa
Hendaklah jadi kepala
Buanglah perangai yang cela

Karya Raja ali Haji


B. Puisi Baru

Abdul rani dan yani maryani ( 1999 : 80 – 93 ) menyebutkan bahwa puisi berbeda dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan persajakan yang terdapat dalam puisi lama berbeda dengan yang terdapat dalam puisi baru. Berdasarkan jumlah baris dalam kalimat pada setiap baitnya, puisi baru di bagi dalam beberapa bentuk yaitu :


A. Distikon

Distikon merupakan sajak yang terdiri dari 2 baris kalimat dalam setiap baitnya. Distikon bersajak a – a.


B. Tarzina

Tarzina atau sajak tiga seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari tiga buah kalimat. Tarzina bersajak a – a –a, a – a – b ; a – b – a ; a – b – b.


C. Kuatrin

Kuatrin adalah sajak empat seuntai, artinya setiap baitnya terdiri dari empat buah kalimat. Kuatrin bersajak ab/ab, aa – aa, ab/ab, atau aa/bb.


D. Kuint

Kuint adalah sajak yang terdiri dari lima baris kalimat dalam setiap baitnya. Kuint bersajak a – a – a – a – a.


E. Sektet

Sektet adalah sajak atau puisi yang terdiri dari enam buah kalimat dalam setiap baitnya. Persajakan dalam sektet tidak beraturan.


F. Septina

Septina adalah sajak yang setiap baitnya terdiri dari tujuh buak kalimat. Persajakan septina juga tidak berurutan.


G. Stanza

Stanza adalah delapan seuntai, yaitu setiap baitnya terdiri dari delapan buah kalimat. Stanza juga disebut oktava.


Berdasarkan isi yang terkandung, puisi baru dapat dibedakan sebagai berikut :


A. Ode

Ode adalah sajak yang isinya mengandung pujian kepada seseorang suatu bangsa, atau sesuatu yang dianggap mulian.


B. Himne

Himne adalah sajak pujian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Himne sering disebut sajak ketuhanan.


C.Elegi

Elegi adalah sajak yang berisi duka nestapa, sejak ini selalu mengungkapkan sesuatu yang pedih dan menyayat hati.


D. Epigram

Eprigram adalah sajak yang berisi tentang ajaran – ajaran moral, nilai hidup yang baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas.


E. Satire

Satire adalah sajak yang isinya mengecam, mengejek dengan kasar dan tajam (sinis) terhadap suatu ketidak adilan yang ada dalam masyarakat.


F. Romance

Romance adalah sajak yang berisih cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya antara sepasang kekasih, tetapi cinta kasih terhadap segala hal.


G. Balada

Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau hanya khayalan penyairnya saja.


Adapun ciri-ciri Puisi Baru adalah:
  1. Pengarangnya diketahui
  2. Tidak terikat jumlah baris / rima
  3. Berkembang secara lisan dan tertulis
  4. Gaya bahasa dinamis
  5. Isi tentang kehidupan pada umumnya



Berikut ini sebuah contoh puisi baru yang berbentuk tarzina, karya OR. MANANK

Bagaimana

Oleh Or. Manank

Kadang-kadang aku benci
Bahkan sampai akau mati
…….diriku sendiri

Seperti aku
Menjadi seteru
………diriku sendiri
Waktu itu
Aku…………….
Seperti orang lain dari diriku
Aku tak puas
Sebab akau menjadi buas
Menjadi buas dan panas


C. Unsur-Unsur Dalam Puisi Lama Dan Puisi Modern

Adapun tanggapan dalam karya sastra puisi lama dan puisi modern tidak lepas dari unsur pembentuknya. Yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.


Unsur-Unsur Intrinsik
  1. Tema yaitu, gagasan utama dalam puisi
  2. Diksi yaitu, pilihan kata yang sesuai tema puisi
  3. Rima yaitu, penguat puisi dalam bentuk pengulangan bunyi
  4. Tipografi yaitu, pembeda puisi dengan karya sastra lain
  5. Amanat yaitu, sesuatu yang ingin disampaikan penyair
  6. Nada / Intonasi yaitu, bentuk ekspresi sikap penyair
  7. Majas yaitu, ungkapan penyair melalui gaya bahasa



Unsur-Unsur Ekstrinsik
  1. Nilai sosial
  2. Nilai agama
  3. Nilai budaya
  4. Nilai ekonomi
  5. Nilai kepahlawanan
  6. Nilai moral



D. Langkah-Langkah Untuk Menganalisis Puisi Lama dan Puisi Modern

Langkah-Langkah Untuk Menganalisis Puisi Lama dengan Puisi baru adalah Sebagai Berikut :
  1. Membaca puisi secara keseluruhan
  2. Memerhatikan penggunaan majas
  3. Mencatat istilah-istilah asing atau konotasi bahasa di dalamnya
  4. Memerhatikan nilai rasa yang dikembangkan penyairnya
  5. Menentukan pola dasar analisisnya
  6. Menyimpulkan hasil analisis
  7. Mencatat hal-hal penting yang membedakan puisi lama dengan puisi modern
  8. Menyimpulkan hasil analisis



E.Puisi Lama Dan Puisi Modern Ditengah-Tengah Remaja Masa Kini

Puisi adalah sebuah karya sastra yang sangat indah yang didalamnya terkandung unsur-unsur keindahan. Yang membuat sangat menarik dan diminati oleh semua kalangan masyarakat. Tua, remaja maupun anak-anak.


Dikalangan remaja puisi telah lama populer hingga zaman sekarang. Biasanya puisi yang populer adalah puisi yang bertemakan cinta dan kisah-kasih remaja. Semua itu sesuai dengan kondisi remaja yang masih labil yang baru merasakan indahnya jatuh cinta. Ataupun sakitnya kasih tak sampai.


Menurut admin sertapuisi.blogspot.com yang telah dilakukan bahwa di zaman modern ini remaja lebih dominan cenderung menyukai puisi baru dibanding puisi lama. Menurut admin sertapuisi.blogspot.com semua ini di karenakan puisi baru lebih bebas dan bahasanya yang mudah dipahami. Dibandingkan puisi lama yang masih terikat dan bahasanya juga kurang dapat dan susah di mengerti. Oleh remaja-remaja di zaman sekarang.

Baca juga Perbedaan Puisi dan Syair Beserta Contohnya

2.1 Kesimpulan

Dari penjelasan artikel sertapuisi.blogspot.com, dapat di simpulkan bahwa puisi lama dan puisi modern berbeda di lihat dari segi dan banyaknya baris yang membentuk puisi tersebut.


Puisi lama dan puisi baru terlahir di zaman yang berbeda. Beserta ternyata unsur-unsur yang mengandung puisi lama dan puisi baru adalah sama. bahkan membaca sajak atau puisi menjadi berkuatan menyampaikan pesan-pesan moral apa yang terjadi di masyarakat. (*)

Post a Comment for "PERBEDAAN PUISI LAMA DENGAN PUISI BARU"